Senin, 22 Desember 2014

ELECTRIC DRIVE PADA PABRIK KERTAS

penulis        :ANWAR, MOHAMAD
tahun          :2013




 Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kertas dan kapasitas produksi kertas dalam negeri yang tidak mencukupi, menimbulkan suatu gagasan untuk m.endirikan pabrik- pabrik baru atau menambah kapasi tas pabrik-pabrik lama dengan memodernisir peralatan-peralatannya. Effiesiensi dari mesin-mesin dan proses produksi tergantung kepada penggunaan mesin-mesin listrik yang sesuai dengan kerjanya. Sistim penggerakan mesin-mesin listrik (Electric drive) yang memadai akan ditentukan nilainya tidak hanya dalam bentuk daya yang diberikan saja, tetapi pertama-tama sebagai dasarnya adalah hasil output mesin, kwalitas dan pembiayaannya.

ANALISA PENGARUH PENYIMPANGAN GEOMETRI MESIN BUBUT CNC TU-2A TERHADAP PENYIMPANGAN GEOMETRI PRODUK YANG DIHASILKAN

penulis        :Fahruddin, Arif
tahun          :2006 




 Untuk mengetahui kondisi mesin perkakas perlu dilakukan pengukuran penyimpangan geometri mesin perkakas dan penyimpangan geometri produk yang dihasilkan. Dari hasil pengukuran didapatkan mesin perkakas no. 2 mempunyai Kv=0,019 mm ;Kh=0,016 mm , pada mesin perkakas no. 6 Kv=0,090 mm;Kh=0,030 mm, pada mesin no. 7 Kv=0,060 mm;Kh=0,022 mm dari analisa didapatkan bahwa penyimpangan geometri mesin perkakas yaitu pengukuran penyimpangan kesejajaran sumbu spindel dan bed baik secara vertical (Kv) maupun horizontal (Kh) di atas sangat berpengaruh terhadap penyimpangan geometri produk yaitu penyimpangan kesilindrisan dan kebulatan produk.Pada mesin no. 2 rata-rata penyimpangan kebulatan Y1=119 mm ;kesilindrisan Y2=137 mm, pada mesin 6 rata-rata peyimpangan kebulatan Y1=0,260 mm dan penyimpangan kesilindrisan Y2=0,316 mm, pada mesin no, 7 rata-rata penyimpangan kebulatan Y2=0,193 mm dan penyimpangan kesilindrisan Y2=0,228mm, semakin besar penyimpangan kesejajaran spindle dan bed secara vertical (Kv) maupun horizontal (Kh) maka semakin besar pula penyimpangan kebulatan (Y1) dan penyimpangan kesilindrisan (Y2)

PERANCANGAN SISTEM BUYING CONSORTIUM UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING (STUDI KASUS : SENTRA UMKM ALAS KAKI SERUNI - SIDOARJO)

penulis        :PRADIPTA, DENISA HADI
tahun          : 2014


Industri Pengolahan merupakan industri yang menyumbang nilai PDB paling tinggi diantara industri lainnya. Salah satu sub industri pengolahan yang sedang berkembang sejak beberapa dekade terakhir adalah industri alas kaki yang termasuk kedalam industri pengolahan tekstil, kulit, dan alas kaki. Perkembangan industri alas kaki tidak hanya didukung oleh perusahaan besar saja tetapi juga UMKM (Unit Mikro Kecil dan Menengah) dari berbagai daerah. Semenjak adanya krisis moneter pada tahun 2007 silam, UMKM mulai dianggap sebagai alat penggerak perekonomian negara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah UMKM saat ini yang mencapai 51.3 juta unit usaha. Selain itu, UMKM juga menyumbang hampir separuh nilai PDB negara. Namun, perkembangan industri alas kaki di Indonesia tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian dan perkembangan UMKM Alas kaki. Hal ini dapat terlihat masih banyak UMKM yang belum berkembang akibat berbagai kesulitan yang dihadapi seperti bahan baku, modal, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan perbaikan pada salah satu proses bisnis UMKM yaitu proses pengadaan bahan baku khususnya aktivitas pembelian bahan baku. Pada sentra UMKM sepatu, bahan baku untuk memproduksi sepatu selain kulit adalah sol sepatu. Untuk mengembangkan potensi UMKM yang lebih baik, dapat dikembangkan sistem buying consortium pada proses pembelian bahan baku. Dimana sistem ini berfungsi mengaggregasi kebutuhan bahan baku dari tiap unit sentra UMKM dan membuat kinerja UMKM lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk merancang sistem pembelian bersama digunakan konsep vendor managed inventory dengan metode common replenishment epoch. Selain itu, UMKM dapat menentukan kebijakan harga bahan baku yang optimal dan akurat dengan menggunakan Activity Based Costing. Penentuan harga sendiri merupakan hal yang paling penting dan sulit untuk dilakukan serta menbutuhkan banyak pertimbangan. Oleh karena itu, diperlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah kebijakan harga yang telah ditetapkan sesuai preferensi atau tidak.

Rabu, 03 Desember 2014

PENYELARASAN SISTEM PENGGERAK MOTOR SERVO UNTUK MENINGKATKAN KETELITIAN MESIN PERKAKAS VMC 250

penulis   : YUDISTIRA SANTOSA
tahun     : 2011



 Sistem penggerak motor servo, mesin perkakas VMC 250

Pengukuran gerakan melingkar dilakukan pada mesin perkakas CNC

VMC 250 produksi dalam negeri dan didapatkan hasil bahwa terdapat kesalahan

servo mismatch pada motor penggerak sumbunya. Berdasarkan masalah tersebut

diperlukan penyelarasan sistem penggerak motor penggeraknya agar dapat

menghasilkan produk dengan ketelitian tinggi. Untuk menyelaraskan motor

tersebut dilakukanlah analisis dan eksperimen pada mesin tersebut.

Tugas akhir ini akan membahas tentang penyelarasan sistem penggerak

motor servo mesin perkakas CNC VMC 250. Penyelarasan menggunakan metode

tuning gain dari servo drive. Proses tuning diawali dengan autotuning yaitu

penyesuaian inersia secara otomatis dan penggunaan set gain yang telah tersimpan

dalam servo drive. Autotuning yang telah dilakukan tidak dapat meminimalisir

kesalahan sehingga dilakukan tuning gain secara manual. Pada manual tuning di

sesuaikan speed loop gain, speed loop integral time constant, torque feedforward

gain dan speed feedforward gain. Tuning berhasil meminimalisir kesalahan servo

mismatch pada tuning speed feedforward gain.

Mesin perkakas CNC VMC 250 memiliki kesalahan circularity 1131.3μm

dengan kesalahan servo mismatch -21.08ms sebelum tuning dilakukan. Setelah

tuning dilakukan, kesalahan servo mismatch telah berhasil diminimalisir menjadi

0.03ms dan kesalahan circularity menjadi 144.7μm.

MODEL PENJADWALAN JOB SHOP DENGAN KELOMPOK MESIN DI MASING-MASING STASIUN KERJA

penulis   : Puryani
tahun     : 2003



 Penelitian tentang penjadwalan job shop sudah cukup banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan asumsi bahwa setiap stasiun kerja terdiri dari satu mesin. Salah satu penelitian itu adalah Algoritma Jadwal Aktif yang dikembangkan oleh Gifter dan Thompson (1960) dalam Baker (1974). Dalam prakteknya, banyak dijumpai sistem manufaktur job shop yang memiliki jumlah mesin lebih dari satu dalam setiap stasiun kerja (kelompok mesin). Penelitian tentang penjadwalan dengan kelompok mesin sudah banyak dilakukan pada sistem manufaktur flow shop. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Jenny (2000) dan Wahyuni (2001). Jenny (2000) mengembangkan model penjadwalan flow shop dengan mesin heterogen untuk meminimasi makespan. Wahyuni (2001) mengembangkan Algoritma Branch and Bound untuk penjadwalan flow shop kelompok mesin heterogen untuk meminimasi total actual flow time (yang didefinisikan dalam Halim, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan mode penjadwalan job shop dengan kelompok mesin di masing-masing stasiun kerja dengan kriteria performansi makespan. Model yang dihasilkan adalah Algoritma Branch and Bound like, yang merupakan pengembangan brand and bound dan Algoritma jadwal Aktif yang dilakukan oleh Gifter dan Thompson (1960) dalam Baker (1974). Penyelesaian dengan menggunakan Branch and Bound LIM (BABL) membutuhkan waktu relatif lama dibandingkan dengan Algoritma jadwal Aktif. Waktu penyelesaian dengan algoritma BABL meningkat secara eksponensial jika kompleksitas masalah semakin besar. Pengujian terhadap 48 data hipotek menunjukkan bahwa algoritma yang dihasilkan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan kelompok mesin. Solusi dari 48 data hipotetik, 37 data dengan Algoritma BABL memiliki makespan lebih pendek dalam Algoritma Jadwal Aklif dan II data dengan Algoritma BABL memiliki makespan sama dengan Algoritma jadwal aktif. Dengan demikian dari 48 data hipotetik tersebut solusi dengan Algoritma BABL selalu lebih baik atau sama dengan Algoritma jadwal Aktif.

PERANCANGAN MESIN PEMBUAT BRIKET BATUBARA SISTEM TEKAN TIPE PISTON (RECIPROCATE)

penulis   : BUSTAMI IBRAHIM
tahun     : 2011



 perancangan, mesin briket, tipe piston (reciprocate), DFMA

Indonesia memiliki sumber daya batubara yang melimpah dan merupakan penghasil batubara terbesar kedua di Asia setelah Republik Rakyat China. Hal ini merupakan modal dasar dalam pengembangan teknologi briket batubara. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kualitas batubara yang ada di Indonesia umumnya rendah, sehingga kalori yang dihasilkan rendah, sedangkan biaya transportasi menjadi tinggi. Peningkatan kualitas batubara dengan teknologi upgrading ini sedang dikembangkan oleh ITB yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan. Namun demikian, ternyata mesin pembuat briket yang sudah dikembangkan ITB (sistem roller press) memiliki beberapa kelemahan yaitu proses manufaktur & perakitan membutuhkan kepresisian yang tinggi, terjadi backlash di bagian roll, briket yang dihasilkan kurang padat dan efesiensi pembriketan rendah. Dari kondisi di atas, pada tesis ini diberikan alternatif mesin briket batubara yang dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dengan menerapkan sistem tekan piston (reciprocate). Dengan menerapkan metode perancangan VDI 2222 dihasilkan konsep perancangan yang akan dikembangkan. Selanjutnya dilakukan analisis Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) pada beberapa konstruksi penting untuk dihasilkan hasil perancangan yang optimum. Pada tesis ini telah dihasilkan sebuah rancangan mesin pembuat briket batubara sistem tekan dengan tipe piston yang memiliki dimensi 915x1215x1250 mm3 dengan penggerak motor AC berdaya 2,2 kW dengan pereduksi putaran gearbox yang menghasilkan tiga mekanisme gerak penekan-atas, penekan-bawah dan feeder system. Pada mesin ini juga dilengkapi mekanisme pengatur tekanan pembriketan (adjuster) yang terdapat pada bagian atas penekan-atas. Berdasarkan proses yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa semua persyaratan perancangan mesin telah terpenuhi dan dengan diterapkannya analisis DFMA dapat diprediksi terjadinya penurunan biaya produksi yang cukup signifikan yang dilakukan pada tahap perancangan.

Minggu, 30 November 2014

HASIL UTS SEMESTER 1 MATA KULIAH KOMPUTER

assalamualaikum'wr'wb

pada kesempatan kali ini saya akan memberi tahu hasil uts komputer semester1 teknik mesin s1 pagi reguler