Senin, 22 Desember 2014

PERANCANGAN SISTEM BUYING CONSORTIUM UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING (STUDI KASUS : SENTRA UMKM ALAS KAKI SERUNI - SIDOARJO)

penulis        :PRADIPTA, DENISA HADI
tahun          : 2014


Industri Pengolahan merupakan industri yang menyumbang nilai PDB paling tinggi diantara industri lainnya. Salah satu sub industri pengolahan yang sedang berkembang sejak beberapa dekade terakhir adalah industri alas kaki yang termasuk kedalam industri pengolahan tekstil, kulit, dan alas kaki. Perkembangan industri alas kaki tidak hanya didukung oleh perusahaan besar saja tetapi juga UMKM (Unit Mikro Kecil dan Menengah) dari berbagai daerah. Semenjak adanya krisis moneter pada tahun 2007 silam, UMKM mulai dianggap sebagai alat penggerak perekonomian negara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah UMKM saat ini yang mencapai 51.3 juta unit usaha. Selain itu, UMKM juga menyumbang hampir separuh nilai PDB negara. Namun, perkembangan industri alas kaki di Indonesia tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian dan perkembangan UMKM Alas kaki. Hal ini dapat terlihat masih banyak UMKM yang belum berkembang akibat berbagai kesulitan yang dihadapi seperti bahan baku, modal, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan perbaikan pada salah satu proses bisnis UMKM yaitu proses pengadaan bahan baku khususnya aktivitas pembelian bahan baku. Pada sentra UMKM sepatu, bahan baku untuk memproduksi sepatu selain kulit adalah sol sepatu. Untuk mengembangkan potensi UMKM yang lebih baik, dapat dikembangkan sistem buying consortium pada proses pembelian bahan baku. Dimana sistem ini berfungsi mengaggregasi kebutuhan bahan baku dari tiap unit sentra UMKM dan membuat kinerja UMKM lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk merancang sistem pembelian bersama digunakan konsep vendor managed inventory dengan metode common replenishment epoch. Selain itu, UMKM dapat menentukan kebijakan harga bahan baku yang optimal dan akurat dengan menggunakan Activity Based Costing. Penentuan harga sendiri merupakan hal yang paling penting dan sulit untuk dilakukan serta menbutuhkan banyak pertimbangan. Oleh karena itu, diperlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah kebijakan harga yang telah ditetapkan sesuai preferensi atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar