Senin, 22 Desember 2014

ELECTRIC DRIVE PADA PABRIK KERTAS

penulis        :ANWAR, MOHAMAD
tahun          :2013




 Dengan semakin meningkatnya kebutuhan kertas dan kapasitas produksi kertas dalam negeri yang tidak mencukupi, menimbulkan suatu gagasan untuk m.endirikan pabrik- pabrik baru atau menambah kapasi tas pabrik-pabrik lama dengan memodernisir peralatan-peralatannya. Effiesiensi dari mesin-mesin dan proses produksi tergantung kepada penggunaan mesin-mesin listrik yang sesuai dengan kerjanya. Sistim penggerakan mesin-mesin listrik (Electric drive) yang memadai akan ditentukan nilainya tidak hanya dalam bentuk daya yang diberikan saja, tetapi pertama-tama sebagai dasarnya adalah hasil output mesin, kwalitas dan pembiayaannya.

ANALISA PENGARUH PENYIMPANGAN GEOMETRI MESIN BUBUT CNC TU-2A TERHADAP PENYIMPANGAN GEOMETRI PRODUK YANG DIHASILKAN

penulis        :Fahruddin, Arif
tahun          :2006 




 Untuk mengetahui kondisi mesin perkakas perlu dilakukan pengukuran penyimpangan geometri mesin perkakas dan penyimpangan geometri produk yang dihasilkan. Dari hasil pengukuran didapatkan mesin perkakas no. 2 mempunyai Kv=0,019 mm ;Kh=0,016 mm , pada mesin perkakas no. 6 Kv=0,090 mm;Kh=0,030 mm, pada mesin no. 7 Kv=0,060 mm;Kh=0,022 mm dari analisa didapatkan bahwa penyimpangan geometri mesin perkakas yaitu pengukuran penyimpangan kesejajaran sumbu spindel dan bed baik secara vertical (Kv) maupun horizontal (Kh) di atas sangat berpengaruh terhadap penyimpangan geometri produk yaitu penyimpangan kesilindrisan dan kebulatan produk.Pada mesin no. 2 rata-rata penyimpangan kebulatan Y1=119 mm ;kesilindrisan Y2=137 mm, pada mesin 6 rata-rata peyimpangan kebulatan Y1=0,260 mm dan penyimpangan kesilindrisan Y2=0,316 mm, pada mesin no, 7 rata-rata penyimpangan kebulatan Y2=0,193 mm dan penyimpangan kesilindrisan Y2=0,228mm, semakin besar penyimpangan kesejajaran spindle dan bed secara vertical (Kv) maupun horizontal (Kh) maka semakin besar pula penyimpangan kebulatan (Y1) dan penyimpangan kesilindrisan (Y2)

PERANCANGAN SISTEM BUYING CONSORTIUM UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING (STUDI KASUS : SENTRA UMKM ALAS KAKI SERUNI - SIDOARJO)

penulis        :PRADIPTA, DENISA HADI
tahun          : 2014


Industri Pengolahan merupakan industri yang menyumbang nilai PDB paling tinggi diantara industri lainnya. Salah satu sub industri pengolahan yang sedang berkembang sejak beberapa dekade terakhir adalah industri alas kaki yang termasuk kedalam industri pengolahan tekstil, kulit, dan alas kaki. Perkembangan industri alas kaki tidak hanya didukung oleh perusahaan besar saja tetapi juga UMKM (Unit Mikro Kecil dan Menengah) dari berbagai daerah. Semenjak adanya krisis moneter pada tahun 2007 silam, UMKM mulai dianggap sebagai alat penggerak perekonomian negara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah UMKM saat ini yang mencapai 51.3 juta unit usaha. Selain itu, UMKM juga menyumbang hampir separuh nilai PDB negara. Namun, perkembangan industri alas kaki di Indonesia tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian dan perkembangan UMKM Alas kaki. Hal ini dapat terlihat masih banyak UMKM yang belum berkembang akibat berbagai kesulitan yang dihadapi seperti bahan baku, modal, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan perbaikan pada salah satu proses bisnis UMKM yaitu proses pengadaan bahan baku khususnya aktivitas pembelian bahan baku. Pada sentra UMKM sepatu, bahan baku untuk memproduksi sepatu selain kulit adalah sol sepatu. Untuk mengembangkan potensi UMKM yang lebih baik, dapat dikembangkan sistem buying consortium pada proses pembelian bahan baku. Dimana sistem ini berfungsi mengaggregasi kebutuhan bahan baku dari tiap unit sentra UMKM dan membuat kinerja UMKM lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk merancang sistem pembelian bersama digunakan konsep vendor managed inventory dengan metode common replenishment epoch. Selain itu, UMKM dapat menentukan kebijakan harga bahan baku yang optimal dan akurat dengan menggunakan Activity Based Costing. Penentuan harga sendiri merupakan hal yang paling penting dan sulit untuk dilakukan serta menbutuhkan banyak pertimbangan. Oleh karena itu, diperlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah kebijakan harga yang telah ditetapkan sesuai preferensi atau tidak.

Rabu, 03 Desember 2014

PENYELARASAN SISTEM PENGGERAK MOTOR SERVO UNTUK MENINGKATKAN KETELITIAN MESIN PERKAKAS VMC 250

penulis   : YUDISTIRA SANTOSA
tahun     : 2011



 Sistem penggerak motor servo, mesin perkakas VMC 250

Pengukuran gerakan melingkar dilakukan pada mesin perkakas CNC

VMC 250 produksi dalam negeri dan didapatkan hasil bahwa terdapat kesalahan

servo mismatch pada motor penggerak sumbunya. Berdasarkan masalah tersebut

diperlukan penyelarasan sistem penggerak motor penggeraknya agar dapat

menghasilkan produk dengan ketelitian tinggi. Untuk menyelaraskan motor

tersebut dilakukanlah analisis dan eksperimen pada mesin tersebut.

Tugas akhir ini akan membahas tentang penyelarasan sistem penggerak

motor servo mesin perkakas CNC VMC 250. Penyelarasan menggunakan metode

tuning gain dari servo drive. Proses tuning diawali dengan autotuning yaitu

penyesuaian inersia secara otomatis dan penggunaan set gain yang telah tersimpan

dalam servo drive. Autotuning yang telah dilakukan tidak dapat meminimalisir

kesalahan sehingga dilakukan tuning gain secara manual. Pada manual tuning di

sesuaikan speed loop gain, speed loop integral time constant, torque feedforward

gain dan speed feedforward gain. Tuning berhasil meminimalisir kesalahan servo

mismatch pada tuning speed feedforward gain.

Mesin perkakas CNC VMC 250 memiliki kesalahan circularity 1131.3μm

dengan kesalahan servo mismatch -21.08ms sebelum tuning dilakukan. Setelah

tuning dilakukan, kesalahan servo mismatch telah berhasil diminimalisir menjadi

0.03ms dan kesalahan circularity menjadi 144.7μm.

MODEL PENJADWALAN JOB SHOP DENGAN KELOMPOK MESIN DI MASING-MASING STASIUN KERJA

penulis   : Puryani
tahun     : 2003



 Penelitian tentang penjadwalan job shop sudah cukup banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan asumsi bahwa setiap stasiun kerja terdiri dari satu mesin. Salah satu penelitian itu adalah Algoritma Jadwal Aktif yang dikembangkan oleh Gifter dan Thompson (1960) dalam Baker (1974). Dalam prakteknya, banyak dijumpai sistem manufaktur job shop yang memiliki jumlah mesin lebih dari satu dalam setiap stasiun kerja (kelompok mesin). Penelitian tentang penjadwalan dengan kelompok mesin sudah banyak dilakukan pada sistem manufaktur flow shop. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Jenny (2000) dan Wahyuni (2001). Jenny (2000) mengembangkan model penjadwalan flow shop dengan mesin heterogen untuk meminimasi makespan. Wahyuni (2001) mengembangkan Algoritma Branch and Bound untuk penjadwalan flow shop kelompok mesin heterogen untuk meminimasi total actual flow time (yang didefinisikan dalam Halim, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan mode penjadwalan job shop dengan kelompok mesin di masing-masing stasiun kerja dengan kriteria performansi makespan. Model yang dihasilkan adalah Algoritma Branch and Bound like, yang merupakan pengembangan brand and bound dan Algoritma jadwal Aktif yang dilakukan oleh Gifter dan Thompson (1960) dalam Baker (1974). Penyelesaian dengan menggunakan Branch and Bound LIM (BABL) membutuhkan waktu relatif lama dibandingkan dengan Algoritma jadwal Aktif. Waktu penyelesaian dengan algoritma BABL meningkat secara eksponensial jika kompleksitas masalah semakin besar. Pengujian terhadap 48 data hipotek menunjukkan bahwa algoritma yang dihasilkan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan kelompok mesin. Solusi dari 48 data hipotetik, 37 data dengan Algoritma BABL memiliki makespan lebih pendek dalam Algoritma Jadwal Aklif dan II data dengan Algoritma BABL memiliki makespan sama dengan Algoritma jadwal aktif. Dengan demikian dari 48 data hipotetik tersebut solusi dengan Algoritma BABL selalu lebih baik atau sama dengan Algoritma jadwal Aktif.

PERANCANGAN MESIN PEMBUAT BRIKET BATUBARA SISTEM TEKAN TIPE PISTON (RECIPROCATE)

penulis   : BUSTAMI IBRAHIM
tahun     : 2011



 perancangan, mesin briket, tipe piston (reciprocate), DFMA

Indonesia memiliki sumber daya batubara yang melimpah dan merupakan penghasil batubara terbesar kedua di Asia setelah Republik Rakyat China. Hal ini merupakan modal dasar dalam pengembangan teknologi briket batubara. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kualitas batubara yang ada di Indonesia umumnya rendah, sehingga kalori yang dihasilkan rendah, sedangkan biaya transportasi menjadi tinggi. Peningkatan kualitas batubara dengan teknologi upgrading ini sedang dikembangkan oleh ITB yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan. Namun demikian, ternyata mesin pembuat briket yang sudah dikembangkan ITB (sistem roller press) memiliki beberapa kelemahan yaitu proses manufaktur & perakitan membutuhkan kepresisian yang tinggi, terjadi backlash di bagian roll, briket yang dihasilkan kurang padat dan efesiensi pembriketan rendah. Dari kondisi di atas, pada tesis ini diberikan alternatif mesin briket batubara yang dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dengan menerapkan sistem tekan piston (reciprocate). Dengan menerapkan metode perancangan VDI 2222 dihasilkan konsep perancangan yang akan dikembangkan. Selanjutnya dilakukan analisis Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) pada beberapa konstruksi penting untuk dihasilkan hasil perancangan yang optimum. Pada tesis ini telah dihasilkan sebuah rancangan mesin pembuat briket batubara sistem tekan dengan tipe piston yang memiliki dimensi 915x1215x1250 mm3 dengan penggerak motor AC berdaya 2,2 kW dengan pereduksi putaran gearbox yang menghasilkan tiga mekanisme gerak penekan-atas, penekan-bawah dan feeder system. Pada mesin ini juga dilengkapi mekanisme pengatur tekanan pembriketan (adjuster) yang terdapat pada bagian atas penekan-atas. Berdasarkan proses yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa semua persyaratan perancangan mesin telah terpenuhi dan dengan diterapkannya analisis DFMA dapat diprediksi terjadinya penurunan biaya produksi yang cukup signifikan yang dilakukan pada tahap perancangan.

Minggu, 30 November 2014

HASIL UTS SEMESTER 1 MATA KULIAH KOMPUTER

assalamualaikum'wr'wb

pada kesempatan kali ini saya akan memberi tahu hasil uts komputer semester1 teknik mesin s1 pagi reguler


MODEL PENJADWALAN PADA SISTEM PRODUKSI SHOFDENGAN KENDALA INTERVAL KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

penulis    : Jerry Agus Arlianto
tahun      : 2001



 Asumsi umum yang dikembangkan dalam penelitian
penjadwalan adalah mesin selalu tersedia setiap saat. Akan tetapi Aumsi tersebut tidak sepenuhnya benar pada kasus nyata. Mesin mungkin tidak
tersedia selama interval waktu tertentu, misalnya disebabkan oleh kerusakan mesin atau kegiatan perawatan pencegahan yang telah dijadwalkan.
Pada tesis ini dikembangkan suatu model penjadwalan flow shop dengan kendala due date. Model penjadwalan ini mempertimbangkan interval ketidaktersediaan yang terjadi pada salah satu dari m mesin. Karena horison perencanaan untuk penjadwalan lantai produksi umumnya tidak terlalu lama, maka cukup realistis jika diasumsikan
hanya terdapat satu interval ketidaktersediaan.
Model penjadwalan yang dibahas dalam tesis ini adalah model non-resumable yaitu ketika mesin yang memproses suatu job berhenti maka proses pengerjaan job tersebut harus diulang pada saat mesin tersedia kembali. Pada tesis ini diusulkan sebuah algoritma untuk menyelesaikan permasalahan, selain itu dipergunakan juga beberapa kasus hipotetik untuk menguji solusi. Solusi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan solusi yang didapat dari metoda enumerasi
lengkap, hasil perbandingannya menunjukkan bahwa solusi tersebut optimal.

KAJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN PACKAGED UNIT KAPASITAS 5 TON REFRIGERASI DENGAN MEMAKAI REFRIGERAN R-22, R-290, DAN R-407C

penulis    : SANDI MUHAMMAD MUFTI
tahun      : 2011




Mesin Pendingin, Packaged Unit Kapasitas 5 Ton, Refrigerasi, Refrigeran R-22, Refrigeran R-290, Refrigeran R-407C

Penggunaan refrigeran halokarbon HCFC pada dasarnya memberikan dampak yang merugikan lapisan atmosfer bumi. Dampak yang merugikan tersebut antara lain adalah terjadi penipisan lapisan ozon dan juga menyebabkan potensi pemanasan global. Karena dampak yang ditimbulkan tersebut maka penggunaan HCFC sebagai refrigeran akan dihentikan secara bertahap, termasuk di Indonesia. HCFC-22 atau R-22 merupakan refrigeran yang lazim dipakai pada mesin pengkondisian udara, dan juga mesin packaged unit merupakan tipe mesin pengkondisi udara yang juga lazim dipakai pada bangunan bertingkat atau gedung tinggi lainnya. Dengan akan dihentikannya penggunaan R-22 tersebut maka haruslah dicari alternatif pengganti refrigeran tersebut. Refrigeran hidrokarbon dan HFC merupakan kandidat yang kuat sebagai

alternatif pengganti refrigeran R-22 dengan diwakili oleh R-290 dan R-407C. Refrigeran ini dipilih berdasarkan kemiripan sifatnya dengan R-22. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa untuk mesin packaged unit dengan kapasitas 5 ton refrigerasi jumlah muatan massa yang diperlukan untuk

mencapai kinerja optimum dari R-290 hanya sekitar 30% dari muatan massa R-22 dengan hasil kapasitas sebesar 18,56 kW dan COP 8,2. Sedangkan R-407C mencapai hasil kinerja yang paling besar dengan kapasitas 19,7 kW dengan COP 8,6 dengan muatan massa yang mirip seperti R-22. Pertimbangan untuk

pemilihan ini adalah bahwa R-290 memiliki sifat yang sangat mudah terbakar sehingga resiko menjadi besar dan R-407C memiliki biaya harga yang jauh lebih mahal.

PERANCANGAN MESIN PENGOLAH SAWDUST MENJADI WOOD POWDER

penulis    : FADHIL
tahun      : 2007



Mesin pengolah, Sawdust, Wood powder

Limbah kayu masih dapat dimanfaatkan kembali manjadi produk yang lebih bernilai. Dari semua jenis limbah kayu, limbah yang paling baik dan paling mudah untuk diproses kembali menjadi produk baru adalah limbah yang berbentuk serbuk kayu yang halus. Meskipun mudah diproses kembali, pada kenyataannya jumlah limbah yang berupa serbuk kayu sangat sedikit, justru yang paling banyak dihasilkan adalah limbah yang berbentuk serbuk gergaji yang cukup sulit untuk dimanfaatkan. Dalam tugas akhir ini, dirancang sebuah alat atau mesin yang dapat mereduksi ukuran serbuk gergaji menjadi serbuk kayu yang ukurannya jauh lebih halus. Proses perancangan mesin ini, dilakukan dengan mengadopsi mekanisme mesin-mesin yang memiliki fungsi yang serupa.




Ada dua proses utama yang dilakukan oleh mesin. Proses yang pertama adalah proses reduksi ukuran menggunakan alat pereduksi ukuran dengan desain khusus sejenis parutan, yaitu sebuah pelat yang memiliki banyak mata potong pada salah satu permukaannya. Proses yang kedua adalah pemisahan antara serbuk kayu yang ukurannya sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan (mesh 80) dan yang masih memiliki ukuran yang lebih besar. Metode pemisahan yang digunakan adalah dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari sebuah blower. Aliran udara tersebut memberikan gaya dorong pada serbuk sehingga pada serbuk tersebut terjadi kombinasi antara gaya dorong dan gaya berat. Serbuk akan jatuh di tempat yang berbeda sesuai dengan beratnya. Serbuk dengan ukuran yang belum sesuai dapat diproses kembali.

Minggu, 23 November 2014

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI METODA PEMBELAJARAN PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN SIMULATOR 3D MESIN BUBUT CNC ET-242

penulis    : ARIEF FAHROZY FEBRIANTO
tahun      : 2010


Pendidikan kejuruan di bidang keahlian teknik mesin telah memasukkan mesin CNC sebagai salah satu materi pembelajaran yang harus ditempuh dalam kompetensi kejuruan. Kajian pada penggunaan metoda pembelajaran sangat diperlukan guna mengetahui efektifitas suatu metoda pembelajaran mesin CNC. Pada penulisan tesis ini akan dibahas perancangan metoda pembelajaran menggunakan simulator 3D mesin bubut CNC ET-242.

Perancangan metoda pembelajaran simulator 3D mesin bubut CNC adalah sebagai berikut: melakukan studi literatur tentang Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) pada kurikulum keahlian teknik pemesinan SMK, analisis kebutuhan pembelajaran, dan menentukan metoda pembelajaran yang tepat dalam penggunaan simulator 3D mesin bubut CNC. Tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan rancangan metoda pada pembelajaran, dengan hasil implementasi sebagai berikut: pre-test, metoda 1 dan evaluasinya, refleksi hasil sementara, metoda 2 dan evaluasinya. Metoda 1 menggunakan urutan pengenalan control panel kemudian pengenalan dan penggunaan parameter G-code maupun permesinan pada simulator, sedangkan metoda 2 adalah sebaliknya.

Hasil uji awal metoda pembelajaran pembubutan menggunakan simulator 3D mesin bubut CNC menunjukkan bahwa rata-rata prosentase peningkatan kemampuan siswa dari pre-test sampai dengan setelah penerapan metoda pembelajaran 1 adalah 20%. Sementara itu, rata-rata prosentase peningkatan kemampuan siswa adalah 40% jika metoda 2 yang digunakan. Sedangkan rata-rata kemampuan siswa pada penggunaan metoda 2 adalah 12,5% lebih tinggi dibandingkan terhadap penggunaan metoda 1. Dari hasil data uji awal metoda pembelajaran pembubutan dengan simulator 3D mesin bubut CNC ET-24 disimpulkan, bahwa metoda yang tepat digunakan adalah metoda 2.

PEMBUATAN MODUL PENGUJIAN GEOMETRIS MESIN FREIS BERDASARKAN STANDAR ISO DENGAN STUDI KASUS MESIN CNC VMC 250

penulis    : JULFIKAR NORIZKI
tahun      :: 2010

Mesin freis adalah mesin perkakas yang digunakan untuk memproses material dengan bentuk prismatik. Mesin freis dapat melakukan berbagai macam operasi pemotongan, seperti pembuatan roda gigi, pembuatan alur, planing, pembuatan lubang (drilling), diesinking, menghaluskan permukaan (facing), dan sebagainya. Karena banyaknya variasi pemotongan yang dapat dilakukan oleh mesin freis, maka mesin freis digolongkan sebagai salah satu mesin perkakas yang paling penting dan serba guna.

Dimensi akhir produk yang bisa dibuat oleh proses freis diharapkan memiliki ketelitian yang bisa memenuhi persyaratan yang diminta seperti yang dinyatakan pada toleransi geometriknya (dimensi, bentuk, posisi, dan kekasaran permukaan). Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pengujian yang sistematis dan lengkap untuk mengetahui ketelitian dari mesin freis. Dari standar ISO 1984 (Test conditions for milling machines with table of fixed height with vertical spindle), diperoleh sembilan metode pengujian untuk mesin freis. Untuk menguji prosedur yang dibuat maka dilakukan studi kasus pada mesin CNC VMC 250.

Pada akhirnya diperoleh kesimpulan pertama dengan mengetahui apakah modul yang dibuat telah memenuhi standar dan dapat diaplikasikan saat pengujian mesin CNC VMC 250. Kemudian, diperoleh kesimpulan kedua untuk mengetahui ketelitian geometrik dari mesin CNC VMC 250 dengan cara membandingkan besarnya penyimpangan yang diperoleh saat pengujian terhadap toleransi geometris yang ditetapkan oleh standar ISO 1984. Akhir kata, diharapkan dari saran-saran yang diberikan pada tugas sarjana ini, dapat diaplikasikan dan dapat memperbaiki modul pengujian geometris mesin freis ini.

Kaji Eksperimental Pengaruh Gaya Pemotongan Terhadap Level Getaran dan Kekasaran Permukaan Pada Mesin Bubut Gallic 16N

penulis    : Hendra
tahun      : 2003

Kekasaran permukaan benda kerja adalah bagian dari evaluasi kualitas produk proses pemesinan. Kekasaran permukaan benda kerja dapat dijadikan acuan dalam evaluasi fenomena getaran atau ketidakstabilitas proses pemesinan. Untuk mengurangi getaran mesin perkakas, kekakuan statik dan dinamik dart mesin perkakas harus dipertimbangkan dalam perancangannya. Kekakuan statik berhubungan dengan ketelitian geometrik mesin perkakas, dimana seperti karakteristik dinamik berhubungan dengan respon getaran mesin perkakas selama proses pemesinan. Pada enelitian ini karakteristik dinamik mesin perkakas diperoleh dengan melakukan pengukuran ingsi respon frekuensi (FRF) menggunakan perangkat penganalisis sinyal getaran yaitu MSA (Multichannel spectrum analyzer). Penelitian diarahkan untuk mengetahui pengaruh dart proses pemotongan terhadap kekasaran permukaan benda kerja melalui pengujian proses petnotongan pada mesin bubut Gallic 1GN. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekasaran permukaan benda kerja dipengaruhi oleh gaya pemotongan, kedalaman potong, feeding dan panjang penjuluran benda kerja.

Kamis, 13 November 2014

SISTEM KENDALI BISING AKTIF DENGAN ALGORITMA FXLMS UNTUK MEREDAM BISING MESIN PABRIK

penulis    : PRADIPTA 
tahun      :: 2009





Dalam tugas akhir ini, sistem kendali bising aktif digunakan untuk meredam bising mesin rajut benang berpita frekuensi lebar di sebuah pabrik tekstil. Implementasi sistem kendali bising aktif ini menggunakan pengolah sinyal digital TMS320C6713 DSK dengan algoritma adaptif FXLMS. Penelitian sistem kendali bising aktif dilakukan di laboratorium sebelum diimplementasikan di pabrik tersebut. Penelitian di laboratorium menggunakan rekaman suara bising mesin rajut benang. Kegiatan yang dilakukan selama pengerjaan tugas akhir ini adalah simulasi algoritma FXLMS, pemodelan jalur sekunder sistem kendali bising aktif kanal tunggal dan multikanal dengan algoritma LMS dan pengendalian bising aktif kanal tunggal serta multikanal dengan algoritma FXLMS. Struktur sistem kendali bising aktif yang digunakan adalah sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi.


PEMANFAATAN STIMULASI KREATIVITAS DALAM PENCARIAN SOLUSI MASALAH RANCANG BANGUN STUDI KASUS : PERALATAN MESIN PERTANIAN

penulis    : Eko Agus Nugroho
tahun      : 2004




Mengapa kita memerlukan kreativitas ? 
Karena kehidupan sekarang penuh dengan tantangan, kompleksitas, dan persaingan yang memerlukan improvisasi, pengembangan maupun kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan manusia untuk menemukan, menciptakan, atau menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat. Dalam tesis ini akan dibahas proses kreativitas untuk mencari pemecahan masalah desain dan manufaktur serta evaluasi untuk mendapatkan produk yang unggul. Hal yang melatarbelakangi kasus ini adalah adanya kebutuhan masyarakat terhadap peralatan sederhana yang mampu mengolah hasil pertanian untuk pakan ternak. Ada tiga objek produk yang berhasil dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu : 
1. Alat pemroses serat rami. 
2. Mesin potong rumput gajah untuk ternak sapi. 
3. Mesin pengolah tongkol jagung untuk pakan ternak. 
Metode yang dilakukan adalah ; mengumpulkan data dan informasi, melakukan perancangan dan manufaktur prototipe mesin, melakukan uji coba lapangan, melakukan evaluasi dan perbaikan prototipe, membuat revisi desain, serta memberi rekomendasi prosedur operasi dan perawatan kepada pengguna. Dari hasil yang telah dicapai dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan untuk menghasilkan suatu produk unggulan. Selama proses rancang bangun produk dianjurkan untuk menghindari faktor yang menghambat kreativitas misainya hambatan emosi (emotional block) yaitu takut membuat kesalahan.

AUDIT ENERGI DI MESIN KERTAS

penulis    : Sari Farah Dina
tahun      : 2005


Audit energi adalah cara efektif yang dapat dilakukan di dalam melaksanakan program efisiensi energi. Drying unit sebagai konsumen energi terbesar di mesin kertas merupakan unit proses yang menggunakan steam untuk menguapkan air kertas. Penguapan dilakukan karena air tidak dapat lagi dikeluarkan melalui dua cara sebelumnya yakni secara gravitasi (forming unit) dan mekanis (pressing unit). 

Penelitian ini mengaplikasikan audit terhadap unit proses untuk mengevaluasi kinerja drying unit. Data yang diperoleh dari basil audit ini digunakan untuk menentukan neraca massa dan energi. Selain mendapatkan gambaran distribusi konsumsi energi, audit ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran kinerja drying unit berdasarkan konsumsi energi spesifik (KES). KES yang diperoleh dinyatakan sebagai KES1 dan dilakukan benchmarking terhadap pabrik lain di luar negeri yang diperoleh dari literatur. Kajian yang akan diamati meliputi: optimalisasi proses pengeluaran air sebelum dan sesudah drying unit, kajian terhadap sistem penanganan udara dan yang terakhir kajian sistem distribusi steam melalui aplikasi sistem termokompresi. 

Hasil audit pada 5 (lima) pabrik menunjukkan bahwa KES dipeng,aruhi oleh: kecepatan mesin, kadar air kertas masuk drying unit, kadar air akhir produk, sistem penanganan udara, laju kebocoran udara pada sistem closed-hood. KES dalam ton steam per ton air teruapkan dari pabrik yang memproduksi kertas gramatur rendah (pabrik A dan B) mendekati nilai standar (1,3), tetapi pabrik yang memproduksi kertas gramatur tinggi (C, D dan B) berada jauh di atas standar. Kecuali pabrik yang memproduksi chipboard (pabrik E), semua pabrik memiliki KES dalam ton steam per ton produk berada dalam rentang standar (1,8 - 2,2). 

Penurunan kadar air kertas masuk sebesar 3% seperti yang dilakukan pabrik 13 telah mampu menurunkan konsumsi steam sekitar 12%. Penaikan kadar air produk dari 4% menjadi 5% dapat menurunkan konsumsi steam sebesar 1%. Pada sistem closed-hood (pabrik B), laju kebocoran udara masih berada diatas kondisi standar (48% vs maksimum 30%). Kajian teoritis tentang aplikasi sistem termokompresi pada salah sate group dryer pabrik C dapat menghemat steam sekitar 5%.

Senin, 10 November 2014

MANUFAKTUR MESIN TURBOJET 500 NEWTON

penulis     :  ANUGRAH ANDISETIAWAN SUGIANTO
tahun       :  2010



maka perancangan sistem mekanik dan proses manufaktur mesin turbojet 500N memberikan beberapa

masalah teknik. Oleh karena itu, penelitian Tugas Akhir ini diadakan untuk mengembangkan mesin

turbojet kecil yang dapat bekerja dan dibuat menggunakan proses-proses manufaktur yang terbatas

dan banyak digunakan di negara berkembang.

Langkah pertama dalam membangun mesin ini adalah penghitungan termodinamika dan

aerodinamika propulsi yang didapatkan dari paper “The Design of Small Turbojet Engine for High

Speed UAV” hasil penelitian Dr. Firman Hartono dari ITB. Langkah kedua adalah mendapatkan jenis

dan dimensi kasar dari kompresor, ruang bakar, turbin, nozel, dan sistem poros dari mesin. Proses

mentranslasikan desain teori ke desain benda yang siap produksi –disebut dengan “desain sistem

mekanik”-- menghasilkan beberapa pertimbangan teknik dan rugi-rugi aliran yang tak terduga

sebelumnya. Sebagai contoh, desain dari ukuran dan lokasi suatu baut dapat mempengaruhi aliran

aerodinamika pada kompresor. Oleh karena itu, ditentukan jenis desain yang dapat memberikan rugirugi

tak terkira yang paling kecil dan metode manufaktur yang paling mudah pada komponenkomponen

mesin.

Pengujian nyala mesin dan penyalaan idle telah dilakukan. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa kondisi idle dari mesin tak dapat dicapai saat ini. Oleh karena itu, beberapa pekerjaan di masa

depan masih diperlukan.

Kaji Eksperimental Pengaruh Gaya Pemotongan Terhadap Level Getaran dan Kekasaran Permukaan Pada Mesin Bubut Gallic 16N

penulis     :  Hendra
tahun       :  2003


Kekasaran permukaan benda kerja adalah bagian dari evaluasi kualitas produk proses pemesinan. Kekasaran permukaan benda kerja dapat dijadikan acuan dalam evaluasi fenomena getaran atau ketidakstabilitas proses pemesinan. Untuk mengurangi getaran mesin perkakas, kekakuan statik dan dinamik dari mesin perkakas harus dipertimbangkan dalam perancangannya. Kekakuan statik berhubungan dengan ketelitian geometrik mesin perkakas, dimana seperti karakteristik dinamik berhubungan dengan respon getaran mesin perkakas selama proses pemesinan. Pada penelitian ini karakteristik dinamik mesin perkakas diperoleh dengan melakukan pengukuran . fungsi respon frekuensi (FRF) menggunakan perangkat penganalisis sinyal getaran yaitu MSA (Multichannel spectrum analyzer). Penelitian diarahkan untuk mengetahui pengaruh dari proses pemotongan terhadap kekasaran permukaan benda kerja melalui pengujian proses pemotongan pada mesin bubut Gallic 16N. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekasaran permukaan benda kerja dipengaruhi oleh gaya pemotongan, kedalaman potong, feeding dan panjang penjuluran benda kerja.

PENJADWALAN FLOW SHOP KELOMPOK MESIN HETEROGEN UNTUK MEMINIMASI TOTAL ACTUAL FLOW TIME

penulis    : Sari Wahyuni
tahun      : 2001


Penjadwalan flowshop mesin paralel sudah cukup banyak diteliti. Brab dan Hunsucker (1991) mengajukan algoritma branch and bond (BAB) untuk meminimasi makespan. Rajendran dan Chaudhuri mengajukan algoritma BAB untuk meminimasi total flowtime pada flow shop kelompok mesin paralel. Algoritma yang diajukan tidak bisa digunakan untuk flow shop mesin heterogen dan hanya bisa untuk penjadwalan forward. Penelitian yang membahas flowshop mesin heterogen belum banyak dilakukan. Jenny (2000) mengajukan algoritma heuristic untuk flow shop kelompok mesin heterogen. Algoritma heuristic yang diajukan bertujuan untuk meminimasi makespan dan digunakan untuk penjadwalan forward. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan algoritma BAB untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan sejumlah mesin heterogen dengan kriteria minimasi total actual flowtime. Algoritma BAB yang dihasilkan merupakan pengembangan dari algoritma BAB yang diajukan Rajendran dan Chaudhuri (1992). Pengembangan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama algoritma dikembangkan sehingga bisa digunakan pada flow shop paralel dengan tujuan minimasi total actual flowtime dan penjadwalan backward. Pada pengembangan tahap kedua algoritma pada tahap kesatu dikembangkan sehingga bisa digunakan untuk penjadwalan backward pada flow shop kelompok mesin heterogen dengan tujuan minimasi total actual flowtime. Pengujian dengan kasus hipotetik menunjukkan bahwa algoritma yang diajukan efektif untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan kelompok mesin heterogen.
Deskripsi Alternatif :

Penjadwalan flowshop mesin paralel sudah cukup banyak diteliti. Brab dan Hunsucker (1991) mengajukan algoritma branch and bond (BAB) untuk meminimasi makespan. Rajendran dan Chaudhuri mengajukan algoritma BAB untuk meminimasi total flowtime pada flow shop kelompok mesin paralel. Algoritma yang diajukan tidak bisa digunakan untuk flow shop mesin heterogen dan hanya bisa untuk penjadwalan forward. Penelitian yang membahas flowshop mesin heterogen belum banyak dilakukan. Jenny (2000) mengajukan algoritma heuristic untuk flow shop kelompok mesin heterogen. Algoritma heuristic yang diajukan bertujuan untuk meminimasi makespan dan digunakan untuk penjadwalan forward. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan algoritma BAB untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan sejumlah mesin heterogen dengan kriteria minimasi total actual flowtime. Algoritma BAB yang dihasilkan merupakan pengembangan dari algoritma BAB yang diajukan Rajendran dan Chaudhuri (1992). Pengembangan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama algoritma dikembangkan sehingga bisa digunakan pada flow shop paralel dengan tujuan minimasi total actual flowtime dan penjadwalan backward. Pada pengembangan tahap kedua algoritma pada tahap kesatu dikembangkan sehingga bisa digunakan untuk penjadwalan backward pada flow shop kelompok mesin heterogen dengan tujuan minimasi total actual flowtime. Pengujian dengan kasus hipotetik menunjukkan bahwa algoritma yang diajukan efektif untuk menyelesaikan masalah penjadwalan flowshop dengan kelompok mesin heterogen.

Senin, 03 November 2014

Mengenal Menu insert di ms word dan berbagai tools didalamnya dan cara mengunakan aplikasiannya

asalamualaikum'wr'wb

pada kesenpatan kali ini saya akan memberitahu apa saja aplikasi aplikasi di dalam menu insert di ms word dan berbagai tools didalamnya serta cara mengaplikasikan menu menu tersebut serta penjelasannya, yap langsung saja yang pertama akan di bahas ialah berbagai menu di insert serta cara mengaplikasikannya,,


1. cover page  : berguna bila kita ingin menggunakan cover yang sudah di sediakan atau kita dapat membuat sendiri kover sesuai keinginan kita,  langkahnya klik insert lalu klik cover page dan pilih dengan sesuai yg kita ingikan 
2. blank page  : membuat lembar kerja baru langkahnya klik blank page maka akan langsung muncul lembar kerja baru

3. page break : untuk membuat batas akir lembar kerja caranya dengan mengklik page break maka secara otomatis kursor akan pindah ke lembar kerja yang lain
 4. table  : berfungsi untuk membuat table sesuai keinginan kita caranya klik table lalu tinggal di sesuaikan dengan kebutuhan kita lalu klik ok
5. clip art  : untuk menambah sebuah gambar kecil yan dapat bergerak
6. shapes  : untuk menyispkan bentuk2 yang kita butuhkan langkahnya klik shape lalu pilih bentuk yang kita inginkan lalu ok
7. smart art  : untuk membuat sebuah diagram caranya klik smart art lalu pilih diagram yang di inginkan lalu ok
8. picture  : untuk menyisipkan gambar caranya klik picture lalu pilih sesuai keinginan kita 
9. chart : untuk membuat sebuah grafik caranya klik chart lalu pilih sesuai keinginan kita 
10. hyper link  : untk membuat pintasan link  caranya klik hiper link lalu pilih file yang akan dipintaskan lalu bberi nama dan klik ok
11. bookmark  : untuk membuat pintasan seperti link caranya klik bookmark lalu pilih fili lalu ok
12. header :  untuk membuat kop surat
13. footer  : untuk membuat bagian bawah halaman



langkah membuat sebuah cover laporan 

1. pertama klik cover page yang sudah kita buat tadi lalu klik ok 
2. lalu tmbah lembar kerja baru dengan klik page break lalu pilih header sesua keinginan kita setelah muncu edit dengan klik desighn lalu ok, jika sudah pilih footer juga lalu edit sesuai keinginan dengan mengklik desighn bila sudah mendapatkan yang diinginkan lalu klik ok maka hasilnya pertamanya akan seperti ini 
lalu setelah di edit dan di beri no halaman maka akan seperti ini 

wassalamualaikum"wr"wb

PROTOTIPE SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN TURBOPROP CT7-9C

penulis          : Wahyudi
tahun            : 1997




Sistem pakar adalah salah satu bidang dari intelegensia buatan yang dirancang untuk membantu manusia dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu yang biasanya dikerjakan oleh seorang pakar. 



Pada penelitian ini dikembangkan prototipe sistem pakar untuk diagnosa kerusakan mesin turboprop CT7-9C. Penelitian dilakukan di Universal Maintenance Center PT. IPTN. Mesin turboprop CT7-9C biasa digunakan sebagai tenaga pendorong pesawat jenis komuter seperti CN235-100. Diagnosa kerusakanmesin turboprop CT7-9C terdiri dari dua jenis pengujian yaitu pengujian fungsionil (fuctional test) dan pengujian kinerja (performance test). Pengujian mesin ini bertujuan agar mesin dapat beroperasi sebagaimana mestinya dan dalam kondisi man, artinya mesin dapat menghasilkan daya yang dikehendaki dengan suhu masukan turbin daya (T45) yang diperbolehkan. Pengujian fungsionil terdiri dari 13 bagian kasus pengujian yang akan didiagnosa, sedang pengujian kinerja memerlukan 11 data mesin yang selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui apakah terjadi kerusakan pada bagian kompresor, bagian panas, dan bagian turbin daya. Diagnosa kerusakan akan berakhir jika mesin sudah dalam kondisi baik, yaitu jika T45 margin diatas 30 derajat C atau untuk pekerjaan kecil (minor work scope) adalah antara 20 derajat C sampai dengan 30 derajat C . 



Implementasi program menggunakan perangkat pengembangan sistem pakar INSIGHT 2+. Sistem pakar yang dikembangan terdiri dari 357 kaidah produksi dan 975 fakta. Pengujian kinerja dilakukan dengan menentukan letak kesebelas data mesin terhadap 12 grafik acuan yang telah ditentukan oleh pakar. Posisi data mesin terhadap grafik juga digunakan sebagai nilai keyakinan (confidence factor) dari kesimpulan yang ditemukan. Untuk mengatasi keterbatasan memori yang disediakan INSIGHT 2+, maka dalam pembuatan program, sistem pakar ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ujiutama.prl dan kinerja.prl yang dengan sharedchain, kinerja.prl dapat digabung ke dalam ujiutama.prl. 



Penelitian ini bertujuan untuk membantu para teknisi dalam melakukan tugas perawatan mesin turboprop CT7-9C di UMC PT. IPTN Bandung, terutama untuk efisiensi kerja, keterbatasan pakar yang ada, dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia (human error) dalam proses pendiagnosaan. Sistem pakar ini dibuat terbuka sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penambahan keahlian pars pakar. Untuk pengembangan lebih lanjut disarankan untuk menggabung file program pada test cell ke dalam sistem pakar ini, sehingga pada pengujian kinerja bersifat on-line dimana teknisi tidak perlu memasukkan data secara manual. 

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PADA MESIN SINCOM E32K DI DIVISI PERMESINAN DAN JASA PT. X)

penulis          :  IMAN KARTIWA
tahun            : 2008



PT. X merupakan satu-satunya produsen produk pertahanan di Indonesia, yang mana kepemilikannya 100% milik negara. Perubahan lingkungan bisnis mengharuskan PT. X melakukan adaptasi seperti melakukan restrukturisasi sejak tahun 1996. Tujuan restrukturisasi adalah menjadi perusahaan negara yang mandiri namun tidak lepas dari misinya sebagai perusahaan yang mendukung pertahanan negara. Hasil restrukturisasi tersebut berupa unit-unit militer dan komersial yang lebih mandiri, sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Divisi Mesin Industri dan Jasa, sebagai divisi produk komersial diharapkan dapat meningkatkan efesiensi produksi. Salah satu upayanya ialah dengan melakukan manajemen pemeliharaan mesin. Upaya ini dilakukan agar pemborosan akibat kegagalan operasi mesin dapat dikurangi sehingga biaya produksi dapat ditekan.


Departemen Pemeliharaan mesin sebagai penanggung jawab ketersediaan mesin di setiap divisi telah melakukan manajemen perawatan mesin. Namun pelaksanaannya masih belum optimal, seperti rendahnya realisasi jadwal perawatan prefentif (PM), kurangnya teknisi yang berpengalaman dan rendahnya standar utilitas mesin. Standar utilitas mesin yang ditetapkan perusahaan sebesar 60% tidak sesuai dengan kondisi persaingan bisnis Divisi Mijas. Untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan efektivitas mesin di Departemen Mijas PT. X harus diterapkan metoda perawatan mesin yang tepat.


Dalam menerapkan metoda perawatan mesin, proyek akhir ini menggunakan pendekatan Total Productive Maintenance (TPM). Prinsip dari metode ini adalah sebuah benchmark keefektifan manajemen perawatanmesin aktual di perusahaan, dibandingkan dengan prinsip TPM dalam indeks Overall Equipment Effectiveness (OEE). Hasil benchmark tersebut dianalisis menurut prinsip TPM yang terdiri dari total effectiveness, total maintenance sistem dan total participation of all employee. Dari analisis objek penelitian (mesin CNC Sincom E 32 K) terhadap ketiga elemen TPM didapat efektivitas mesin yang belum optimal dan bervariasi. OEE mesin sebesar ±77%, walaupun memenuhi standar perusahaan tetapi masih jauh dari kondisi OEE ideal (>85%).


Manajemen perlu membuat rencana perbaikan berupa penetapan target efektivitas mesin secara bertahap namun realistis, yaitu sebesar ± 80%. Pencapaian target tersebut berupa rancangan dari sistem yang ada agar dapat diakamodasi di Departemen Pemeliharaan Mesin. Perancangan ini sebagai strategi untuk meningkatkan efektivitas manajemen perawatan mesin yang menekankan pada elemen dari TPM (pilar championsip), seperti pengembangan kompetensi, peningkatan peranan operator mesin, peningkatan manajemen PM, Early Equipment Building.


STUDI SIKLUS FAUZI UNTUK MESIN DAYA

penulis          : BINEKA PERDANA
tahun            : 2010



Peningkatan performa dari mesin dapat dilakukan melalui perubahan dan perbaikan siklus termodinamikanya. Fauzi mengungkapkan bahwa masih ada kemungkinan terbentuknya siklus-siklus baru dari proses-proses termodinamika seperti proses isobarik, isokhorik, isentropik, isentalpik, dan isotermal. Sebanyak 34 dari 102 set siklus Fauzi yang diajukan untuk menjadi set siklus mesin daya pada studi ini. Set siklus tersebut kemudian dibatasi menjadi beberapa kategori: (1) mesin daya dengan kerja spesifik maksimum, (2) mesin daya modifikasi dari mesin daya umum dan (3) mesin daya yang memanfaatkan panas sisa. Pertama, mesin daya dengan kerja spesifik maksimum merupakan mesin daya dengan bentuk persegi dalam diagram tekanan-volume spesifik. Kedua, mesin daya modifikasi merupakan mesin daya umum yang diganti proses kompresi isentropiknya menjadi isotermal untuk mengurangi rasio kerja baliknya dan menggunakan regenerasi panas untuk meningkatkan efisiensinya. Mesin daya ini mempunyai efisiensi yang lebih tinggi pada rasio kompresi atau rasio tekanan yang rendah dan rasio kerja balik yang lebih rendah kecuali mesin daya Diesel modifikasi yang mempunyai rasio kerja balik yang lebih tinggi. Ketiga, mesin daya yang memanfaatkan panas sisa merupakan mesin daya yang mampu mengambil panas sampai dengan temperatur mendekati temperatur lingkungan. Dengan regenerasi panas, mesindaya Fauzi pada studi ini mempunyai beberapa keunggulan berupa efisiensi yang lebih tinggi dan/atau rasio kerja balik yang lebih rendah dibanding dengan mesin daya umum.

Senin, 27 Oktober 2014

ERANCANGAN PROGRAM TRANSLATOR MESIN SIMD DAN MIMD DENGAN METODA PCAM UNTUK BAHASA PEMROGRAMAN PARALEL C++

penulis      : Darmansyah Deva Sani
tahun        : 2001


Komputasi paralel merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan proses eksekusi dari sebuah program. Perancangan program tranlator ini diturunkan dari sebuah program user dengan memisahkan program antara fungsi dan data. Program User ditulis dalam bentuk program sequensial sehingga memudahkan dalam pemisahan fungsi dan data.

Tesis ini mencoba merancang program paralel komputasi yang dapat bekerja pada mesin pemrosesan paralel SIMD (Single Instruction stream Multiple Data dan M NID (Multiple Instruction stream Multiple Data). Dasar pemikiran dari rancangan ini adalah sinkronisasi mesin SIMD dan MTMD. Mesin SAND lebih handal dalam komunikasi sedangkan MIMD lebih baik dalam pemrosesan multipel data.

Hasil pengujian model dilakukan pada Borland C++. suatu penggabungan model pemrograman diturunkan untuk meluluskan program-program paralel untuk dipetakan kedalam dua arsitektur SIMD dan MIMD dengan katakanlah sebuah program translator PCAM (Patition Communication Aglomeration Mapping).

Hal yang mendasar model ini adalah pemisahan sinkronisasi dari aliran kendali (flow control) dan komunikasi. Pemetaan program user kedalam sebuah program translator sangat bergantung pada kemampuan pemogram sehingga pemisahan antara fungsi dan data. Dan juga diperlukan kemampuan pemogram agar fungsi dapat bekerja pada sebuah objek prosesor. Program bahasa POO ( Parallel Object Orinted ) merupakan bagian dari perancangan program translator dipetakan kedalam program. Dengan program channel objek dapat Baling berkomunikasi dan melakukan tranfer data.

ANALISA MANUFAKTUR MESIN PEMBUAT BATAKO PADA PT. XYZ

penulis      : DENNY ANDREAS
tahun        : 2007


Pada saat ini kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penggalian tanah persawahan untuk bahan batu bata sudah cukup serius. Akibat buruk jangka panjang yang dikhawatirkan adalah berkurangnya lahan subur untuk persawahan yang dapat menurunkan produksi beras. Untuk itu perlu dicari bahan alternatif lain sebagai pengganti tanah subur persawahan yang dapat digunakan dalam pembuatan batu bata. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan adalah campuran bahan air, semen putih dan pasir untuk dibuat batako.


PT. XYZ, salah satu produsen batako terbesar di Indonesia, telah melakukan penjualan ke banyak tempat. Dalam melakukan perawatan dan perbaikan mesin-mesin dalam industri pembuatan batako, PT. XYZ melakukan hal-hal tersebut sendiri. PT. XYZ juga berencana untuk membuka pabrik baru di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian untuk mendukung hal-hal tersebut.


Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai jenis mesin apa saja yang diperlukan untuk pembuatan batako dan proses manufakturing mesin pembuat batako. Penelitian ini dapat digunakan untuk menjembatani kebutuhan manajemen mengenai kajian manufakturing peralatan pemb

NALISIS TEKNIK DAN EKONOMI UNTUK PERTIMBANGAN PENGGANTIAN MESIN PENGGULUNG BENANG PADA SUATU PABRIK TEKSTIL

penulis   : HARJA
tahun     :  2013


Sebuah pabrik pasti akan selalu menginginkan peningkatan kapasitas produksi dengan biaya produksi yang semakin murah dan dapat di tekan. Peningkatan kapasitas produksi tersebut dapat dilakukan dengan cara memodifikasi mesin yang ada atau mengganti mesin lama dengan mesin baru. Seringkali mesin yang sudah dimodifikasi masih kalah dalam hal produktivitas serta biaya operasional dibandingkan mesin yang baru sehingga lebih baik mengganti mesin lama dengan mesin baru. Sebelum mengambil keputusan untuk mengganti mesin lama tersebut, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu keuntungan serta kerugian akibat digantikannya mesin lama dengan mesin baru tersebut sehingga dibutuhkan kajian lebih mendalam berdasarkan sisi teknik dan ekonominya.PT X saat ini mengoperasikan dua jenis mesin, yaitu mesin TN-33 (mesin lama) dan mesin TN-35 (mesin baru). Untuk mengetahui pemakaian energi listrik setiap mesin dilakukan pengambilan data dengan bantuan alat Power Quality Analyser Fluke 43B. Dengan sistem yang digunakan pada mesin TN-35, rasio kecepatan yang diperoleh lebih besar 4 kali lipat daripada rasio kecepatan pada mesin TN-33. Konsumsi energi pada mesin TN-33 sebesar 0,018 kWh/cones sedangkan pada mesin TN-35 sebesar 0,004 kWh/cones (berkurang sebesar 78%). Selain itu pada mesin TN-35 biaya produksi berkurang sebesar 63%, dan kapasitas produksi bertambah sebesar 414%

Senin, 20 Oktober 2014

cara mengedit text, paragraph dan daftar isi

assalamualaikum'wr'wb

pada kesempatan kali ini saya akan memberi tahu bagaimana cara mengedit text, paragraph dan daftar isi, langsung saja
untuk mengganti style huruf yang kita ininkan bisa huruf capital semua, atau depan kata saj dll. pertama blog katanya lalu klik





lalu jika kita ingin membuat daftar isi yang mudah pertam blog judul trlebih dahulu lalu klik






lalu untuk judul kita pilih heading 1 dan edit sesuai keinginan lalu untuk daftar isi klik heading 2 dan edit juga sesuai keinginan kita


kalau sudah maka tinggal kita review dengan cara mengklik refernces lalu table of conten
maka hasil akhirnya seperti ini







Sabtu, 18 Oktober 2014

PERANCANGAN MESIN PRESS MODEL BARU DAN ANALISIS KELAYAKAN EKONOMISNYA

penulis    :  TEDI SETIADI (NIM 28198030), S2 - MBA-Technology
tahun      :  2000




Krisis ekonomi masih dialami oleh Indonesia. Krisis ini menyebabkan kondisi perekonomian yang sulit. Bidang usaha yang memerlukan bahan baku/komponen impor dalam jumlah besar sangat terpukul dengan kenaikan nilai dolar AS. Salah satu bidang yang memerlukan/tergantung pada komponen impor adalah industri otomotif. Untuk dapat bertahan dalam crisis ekonomi ini, maka perusahaan perlu melakukan efisiensi dalam operasi-operasinya yang antara lain dilakukan dengan inovasi. Perusahaan jasa transportasi melakukan efisiensi misalnya dengan menggunakan komponen bekas untuk perbaikan-perbaikan kendaraannya, menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu, dan mengurangi biaya-biaya operasi (biaya perbaikan). Studi ini meninjau suatu contoh penghematan kecil yang dapat dilakukan. Perusahaan jasa transportasi biasanya mempunyai bengkel sendiri untuk memperbaiki kendaraannya. Bengkel ini dapat melayani baik perbaikan bodi maupun perbaikan mesin. Namun ada perbaikan yang memerlukan bantuan dari pihak luar. Misalnya saja jasa untuk melepaskan pin yang menghubungkan piston dan stang piston mobil. Pelepasan pin ini dilakukan jika kendaraan mengalami proses overhaul (turun mesin). Terdapat dua alternatif untuk mengurangi biaya pelepasan pin yaitu membeli mesin press biasa atau melakukan inovasi dengan membuat/merancang mesin press baru. Biaya yang dibutuhkan untuk merancang mesin press ini sejumlah Rp. 930.000,-. Yang terdiri dari biaya untuk bahan dan pembuatan rangka, dongkrak hidrolik, dan pembuatan fixture. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk melepaskan pin dari satu mobil (4 piston) adalah 142,9918 detik dengan menggunakan Metoda Pengukuran Waktu Gerakan Dasar. Sedangkan untuk Pengukuran Waktu Metoda, waktu yang dibutuhkan adalah 120,0140 detik. Dengan menggunakan waktu operasi hasil Pengukuran Waktu Gerakan Dasar, NPV dari mesin hasil rancangan adalah Rp. 4.169.817,966. IRR sebesar 152,26% dan Payback Period adalah akhir bulan Juni 2000 (empat bulan setelah beroperasi). Dengan menggunakan waktu operasi Pengukuran Waktu Metoda, NPV dari alat basil rancangan adalah Rp. 4.173.783,170. IRR sebesar 152,36% dan Payback Period adalah akhir bulan Juni 2000 (empat bulan setelah beroperasi). NPV yang positif dan IRR yang lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR) menunjukkan bahwa investasi layak untuk diterima dari segi ekonomis.

PERANCANGAN MESIN PEMBUAT BRIKET BATUBARA SISTEM TEKAN TIPE PISTON (RECIPROCATE)

penulis   : BUSTAMI IBRAHIM (NIM : 23108028); Dosen Pembimbing : Dr. Ir. I Wayan Suweca, S2 - Mechanical                  Engineering
tahun     : 2011


 Indonesia memiliki sumber daya batubara yang melimpah dan merupakan penghasil batubara terbesar kedua di Asia setelah Republik Rakyat China. Hal ini merupakan modal dasar dalam pengembangan teknologi briket batubara. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kualitas batubara yang ada di Indonesia umumnya rendah, sehingga kalori yang dihasilkan rendah, sedangkan biaya transportasi menjadi tinggi. Peningkatan kualitas batubara dengan teknologi upgrading ini sedang dikembangkan oleh ITB yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan. Namun demikian, ternyata mesin pembuat briket yang sudah dikembangkan ITB (sistem roller press) memiliki beberapa kelemahan yaitu proses manufaktur & perakitan membutuhkan kepresisian yang tinggi, terjadi backlash di bagian roll, briket yang dihasilkan kurang padat dan efesiensi pembriketan rendah. Dari kondisi di atas, pada tesis ini diberikan alternatif mesin briket batubara yang dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dengan menerapkan sistem tekan piston (reciprocate). Dengan menerapkan metode perancangan VDI 2222 dihasilkan konsep perancangan yang akan dikembangkan. Selanjutnya dilakukan analisis Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) pada beberapa konstruksi penting untuk dihasilkan hasil perancangan yang optimum. Pada tesis ini telah dihasilkan sebuah rancangan mesin pembuat briket batubara sistem tekan dengan tipe piston yang memiliki dimensi 915x1215x1250 mm3 dengan penggerak motor AC berdaya 2,2 kW dengan pereduksi putaran gearbox yang menghasilkan tiga mekanisme gerak penekan-atas, penekan-bawah dan feeder system. Pada mesinini juga dilengkapi mekanisme pengatur tekanan pembriketan (adjuster) yang terdapat pada bagian atas penekan-atas. Berdasarkan proses yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa semua persyaratan perancangan mesin telah terpenuhi dan dengan diterapkannya analisis DFMA dapat diprediksi terjadinya penurunan biaya produksi yang cukup signifikan yang dilakukan pada tahap perancangan.

KAJI EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN GANDA MESIN PENGKONDISIAN UDARA SEBAGAI PENDINGIN DAN PEMANAS AIR

penulis    :IKA YULIYANI (NIM : 23108008); Pembimbing : Dr. Ir. Abdurrachum Halim; Dr. Ir Jooned Hendrasakti,                S2 - Mechanical Engineering
tahun      : 2010



Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat kelembaban tinggi. Menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika pada bulan Mei, Indonesia memiliki kondisi temperatur udara antara 23 oC sampai 36 oC dengan tingkat kelembaban (RH) antara 51 % sampai 98 % [lampiran B]. Kondisi tersebut mendorong masyarakat untuk mendapatkan udara yang nyaman dan segar dengan menggunakan mesin pengkondisian udara. 

Kebutuhan akan kondisi udara yang segar dan adanya fasilitas air panas untuk keperluan mandi mendorong beberapa apartemen, hotel dan perumahan di sebagian kota besar untuk menyedikan mesinpengkondisian udara dan alat pemanas air. Tentu saja hal ini akan memperbesar dana atau biaya yang harus dikeluarkan. Usaha akan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut dan upaya untuk penghematan membuat beberapa peneliti mencari cara bagaimana menyediakan suatu mesin alternatif yang mempunyai fungsi ganda sebagai pendingin ruangan dan pemanas air. 

Teknologi pemanfaatan panas kondensor AC sudah lama dikembangkan, tetapi masih mempunyai banyak kelemahan seperti biaya yang tinggi dan mesin yang tidak handal. Di Teknik Mesin FTMD ITB upaya pemanfaatan panas kondensor untuk pemanasan air sudah lama dimulai, diantara oleh Jefri Sinaga (2000) telah membuat pemanas air yang dipasang secara parallel terhadap kondensor mesin pengkondisian udara dan A.O. Tanuwijaya (2009) telah membuat pemanas air yang dipasang seri terhadap kondensor. 

Tetapi penelitian terhadap pemanfaatan ganda pada mesin AC masih perlu dikembangkan karena masih banyak informasi yang belum diketahui seperti pengaruh penambahan unit pemanas air pada rangkaianmesin AC terhadap COP,konsumsi listrik, kinerja kompresor, temperatur evaporator dan keandalan mesin.

Kajian pemanfaatan ganda mesin pengkondisian udara sebagai pendingin dan pemanas air ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik mesin pengkondisian udara seperti COP, konsumsi listrik, kinerja kompresor, temperatur evaporator dan keandalan mesin dari pengaruh penambahan unit pemanas air dengan menggunakan konfigurasi koil yang berbeda. 

Penelitian ini dimulai dengan pertama-tama adalah melakukan studi literatur untuk mempelajari makalah dan riset sebelumnya berkaitan dengan pemanfaatan panas dari kondensor mesin pengkondisian udara. Dari tahap ini diharapkan dapat informasi yang lengkap dan berguna untuk mencapai tujuan penelitian ini. 

Kedua, perencanaan proses pembuatan unit pemanas air yang akan digabungkan dengan mesinpengkondisian udara. Tujuan dari ini adalah untuk mendapatkan pemanas air yang optimum menyerap panas kondensor dari mesin pengkondisian udara. Pada penelitian ini menggunakan 3 konfigurasi koil penukar panas yang dipasangkan pada tangki pemanas air. 

Ketiga, pengujian terhadap mesin pengkondisian udara tanpa pemanas air dan pengujian terhadap pemanas air yang digabungkan dengan mesin pengkondisian udara (AWH). Pengujian dilakukan dengan pengatur kondisi temperatur didalam ruangan. Kemudian selanjutnya adalah melakukan analisa data hasil pengujian. 

Secara keseluruhan pemanfatan ganda pada mesin pengkondisian udara sebagai pendingin ruangan dan pemanas air dapat dikatakan berhasil. Kesimpulan yang dapat diambil antara lain: 

1. Pemanfatan ganda pada mesin AC mampu menyerap panas dari kondensor dengan daya rata-rata sebesar 1,98 kW atau 52% dari jumlah panas yang terbuang. 

2. Aircon Water Heater mampu memproduksi 100 liter panas sampai temperatur 60 oC selama 2–3 jam. 

3. Penambahan unit pemanas air pada mesin pengkondisian udara dapat menaikkan nilai COPAWH darimesin tersebut. COP mesin AC tanpa pemanas air sebesar 3,84 mengalami kenaikkan setelah dilengkapi unit pemanas air sebagai berikut: 

- COPAWH heliks sebesar 6,5 

- COPAWH konus sebesar 6,99 

- COPAWH multi U sebesar 6,86 

4. Konsumsi daya listrik rata-rata dari sistem AWH cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sistem tanpa pemanas air, dan untuk pemakaian sistem AWH sampai temperature 50 oC dapat menghemat listrik sampai 10 %. 

5. Distribusi temperature pada koil heliks dan konus cenderung sama, berbeda dengan konfigurasi koil multi U dimana temperature pada dititik atas cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan temperature pada dititik bagian bawah.